Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2009

IHSG Bakal Terdongkrak Rilis Laporan Keuangan

JAKARTA - Rilis laporan keuangan emiten yang banyak keluar bakal menjadi energi positif bagi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini. Hal tersebut diperkirakan akan dapat mengerek naik indeks kembali menembus level 2.500.

"Minggu ini akan banyak laporan keuangan yang dirilis, overall akan memberi sentimen positif bagi indeks," kata analis pasar modal David Cornelius kepada okezone di Jakarta, Senin (26/10/2009).

David melanjutkan, untuk perdagangan awal pekan ini, Senin (26/10/2009), indeks diperkirakan akan berada dalam kisaran support resistance 2.400-2.520. "Untuk bulan Oktober ini, IHSG masih akan bolak balik (unstable moves) dilevel 2.400-2.500 sebagai trading range," ucapnya.

Ia mengungkapkan, investor saat ini harus memperhatikan langkah indeks, jika indeks melemah dibawah 2.400, maka investor sebaiknya keluar dari terlebih dahulu dari pasar (stay away from market). Sementara, jika sentimen positif cukup kuat, maka indeks akan terdorong naik dengan target di 2.800 pada akhir tahun.

"Selama rupiah dan harga minyak kondusif (fundamental ekonomi) still intact, begitu juga dengan inflasi dan suku bunga yang inline dan manageable, maka kalaupun terjadi penurunan adalah suatu bentuk pelemahan normal (normal technical correction), apalagi wajar terjadi di bulan Oktober, yang juga secara historikal lazim terjadi pelemahan, yang kita sebut The Octo-Phobia Market)," paparnya.

Disisi lain, ia menjelaskan jika Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II bukanlah merupakan ancaman bagi pelemahan indeks. Menurutnya, pelemahan pasar yang terjadi bukanlah akibat susunan kabinet tersebut.

Untut referensi saham, ia mengatakan saham yang berpotensial untuk dikoleksi antara lain saham dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energy Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Tbk (INCO), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sementara itu, analisa dari Trimegah Securities menyebutkan jika investor sebaiknya tetap berhati-hati dalam menghadapi indeks dimana tekanan jual masih dapat terjadi di area resistance. Dan jika rebound masih terjadi baiknya melakukan profit taking karena indeks masih rawan profit taking.

"Untuk hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran 2.436-2.505," jelasnya.

Sebelumnya, indeks pada perdagangan saham akhir pekan lalu, Jumat (23/10/2009) ditutup meningkat 34,77 poin atau setara 1,43 persen ke posisi 2.467,95. Volume perdagangan terpantau sebesar 4,71 miliar lembar saham senilai Rp3,56 triliun.
Terpantau 142 saham menguat, 46 saham melemah, dan 68 saham stagnan. Penguatan IHSG kali ini ditopang oleh hijaunya saham-saham dari berbagai sektor, yang dipimpin dari sektor pertambangan sebesar 53,18 poin.

Rupiah Bakal Menguat Tipis Pekan Ini

JAKARTA - Walau susunan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II tidak berhasil meniupkan sentimen positif, rupiah pada perdagangan sepanjang minggu ini diperkirakan mulai akan kembali menguat walau tidak signifikan.

"Pekan ini saya duga rupiah kembali mengalami konsolidasi, artinya kembali menguat. Namun saya kira tidak akan banyak. Sangat tipis," kata kepala ekonom BNI Tony Prasetiantono okezone, Senin (26/10/2009).

Menurutnya, penguatan tipis rupiah ini lebih dipengaruhi oleh fundamental perekonomian naional yang masih kondusif, serta faktor eksternal yang juga mendukung, di mana USD tengah dalam tren melemah. Sementara untuk rupiah pada perdagangan hari ini, dia menuturkan akan berkisar antara Rp9.420-Rp9.440 per USD.

Sebelumnya, rupiah pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (23/10/2009) ditutup melemah Rp9.462-Rp9.432 per USD, atau melemah dari perdagangan sebelumnya Rp9.398-Rp9.368 per USD.

Yakni akibat pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah belakangan ini rupiah menguat tajam di level Rp9.300-an. Apalagi ini merupakan akhir pekan, di mana biasanya pelaku pasar valas memilih memegang uang tunai ketimbang menempatkan portofolionya.

Menanggapi pelemahan yang cukup tajam ini, Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai fluktuasi rupiah masih dalam tatanan yang wajar. "Itu urusan transaksi harian saja," demikian dikatakan Darmin di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat pekan lalu (23/10/2009).

Sementara itu, USD menyentuh level tertinggi dalam satu bulan ke 91,70 yen, sementara dolar Australia terkoreksi dari level tertinggi hampir 15 bulan.